Saturday, May 5, 2012

What Money Can Be



What Money Can Be

Saya menemukan kegilaan di dunia ini, yang dimana anak masih begitu haus akan harta warisan orangtuanya. Ribut memperkarakan harta warisan orang tuanya, yang apalagi jika orang tuanya masih hidup. Itu benar-bnera suatu hal memalukan juga insane. Apalagi jika yang memperkarakan nya itu anak-anak yang sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Baik yang sudah menjadi orang kaya maupun yang berkekurangan, tidak ada yang mau mengalah. Terlebih lagi jika yang sudah kaya masih mau pembagian harta warisan yang lebih banyak bagi dirinya, setidaknya tidak boleh kurang dari saudaranya yang berkekurangan. Serakah sekali.. 

Rasa persaudaraan dan kasih kepada orangtua yang rendah, sungguh memprihatinkan.
Uang bisa membuat orang menjadi buta. Pantaslah apabila orang kaya diumpamakan dengan lebih mudah seekor unta untuk masuk ke lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga. 

Menurut saya, harta orangtua adalah otoritas orangtua sepenuhnya, terserah uang itu mau diapakan, anak tidak boleh menuntut banyak. Yang mencari uang itu kan orangtua, uang orangtua adalah uang orangtua, uang anak beda lagi (kalau sudah dewasa, bekerja, dan mapan). Untuk apa kuatir begitu besar dengan berkat kita sendiri? Sehingga takut apabila tidak kebagian harta warisan?
Jauh lebih bijaksana apabila semua anak di dunia menyadari bahwa berkat orangtua dengan berkat anak itu sudah diatur oleh Tuhan sedemikian rupa, tidak perlu takut dengan masa depan. 

Uang tidak bisa membeli kebahagiaan.. saya setuju.
Tapi tanpa uang apalagi.. saya juga lebih setuju sekali.

Kalau begitu bekerja pintar dan bekerja keraslah supaya mendapat uang sendiri, bukan bekerja keras mendapatkan uang milik orangtua.
Dan yang tidak boleh dilupakan, apabila anda sudah menjadi orang yang berlimpah dengan berkat materi, gunakanlah uang itu secara bijaksana, pergunakan untuk kemuliaan Tuhan, menyejahterakan orangtua, membangun saudara yang kesulitan, memberkati orang lain juga.
Uang tidak akan dibawa mati kan?! 

Saya senang dengan sebuah cerita inspiratif yang berkisah tentang seorang muda yang dengan giat setiap hari mengumpulkan uang terus menerus, dari matahari belum muncul sampai bulan menampakan dirinya. Begitu giatnya pemuda itu mengumpulkan uang, tidak peduli seberapa letih badannya, ia tetap terus bekerja. Sampai dia jatuh sakit dan akhirnya mati. Uang yang dikumpulkan nya dengan susah payah akhirnya hanya dinikmati oleh orang-orang disekitarnya, tanpa si pemuda itu pernah menikmati sedikitpun hasil keringatnya itu. 

Kisah ini mengajarkan bagaimana kita sebagai manusia untuk tidak haus akan harta, harus menyeimbangkan dengan mengasihi Tuhan dan bersosialisasi dengan sesama.

Mama juga pernah berkata jika kami 3 bersaudara harus saling menopang satu sama lain, tidak boleh pelit, bantuin yang seandainya ada ekonominya kurang baik, meskipun mama berharap dan minta sama Tuhan jika kami semua jadi orang sukses, ga ada yang susah. Saudara-saudara juga bantuin, jangan simpen kekayaan sendiri, jangan jadi orang sombong kalo uda sukses. 

Saya sangat suka dengan “wejangan” mama yang bilang kalo  kita bantuin harus tulus, jangan berharap imbalan, kalo saudara kamu ada yang susah, jangan bantuin dia cuma dengan kasih uang 1 juta, 2 juta, 5 juta, bantu danain dia buat buka usahanya sendiri. Kenapa? Karena kalo kamu cuma bantu uang 1 juta, 5 juta, itu uang nanti lama-lama juga bisa abis, kalo kurang saudara kamu harus terpakasa jadi minta tolong lagi kan.. (kaya BLT oleh pemerintah lama-lama juga abis). Bangunin usaha buat dia kelola, biar uangnya bisa dilipat gandain.. jangan pelit, jangan berharap dia balikin uang kamu. 

Kumpulin harta di Surga, alias kumpulin harta kebaikan hati, bukan kumpulin harta di dunia.
Harta di dunia sebanyak apapun kalo uda kebakar itu lenyap, kalo uda ada krisis moneter itu habis. 

-money can be a tool to do good things and bad things depend on the users intention-

No comments: