Saturday, May 5, 2012

Parents Love vs Children Love


Parents Love vs Children Love

Baru kemarin saya membaca sebuah artikel di koran yang menanyakan bahwa apakah dosa jika ia menitipkan ibunya ke sebuah panti werdha (panti untuk orang tua lanjut usia)? Masalah yang diutarakannya adalah: dia tidak memiliki waktu luang yang cukup banyak, dia harus mengatur kebutuhan rumah tangganya, melayani suami, mengurus anaknya yang masih kecil, belum lagi dia harus pergi kerja di kantor. Waktunya tersita untuk mengurusi hal-hal seperti itu, sehingga hidupnya terasa begitu sibuk, tidak sempat bila harus meluangkan waktu untuk merawat ibunya yang sudah lanjut usia. Tenaganya sudah habis terbuang untuk meng-cover seluruh aktivitas rutinnya tersebut. sehingga ia berniat untuk menaruh ibunya di panti werdha, dengan alasan agar ada yang bisa membantu menjaga dan mengurusi.

Jaman sekarang, sudah tidak jarang lagi apabila seorang anak menitipkan orang tua mereka dipanti werdha / panti jompo, dengan alasan yang mayoritas pasti sama seperti kasus di atas.
Sebenarnya, apa guna mereka hidup di dunia ini?
Merawat orangtua saja sampai tidak sempat?? Apakah bisnis mereka jauh lebih penting dari orang tua mereka? Sehingga mereka bisa terpikir untuk menitipkan orang tua mereka sendiri untuk orang lain yang tidak sedarah daging untuk merawat orang tuanya?
Apa fungsi dan kewajiban anak yang masih dilakukannya?

Tidak sadarkah mereka apabila mereka pasti tidak akan ada di dunia ini jika tidak dilahirkan oleh orang tua mereka ke dunia ini?
Buat apa mereka begitu bangga dengan bisnis mereka, pekerjaan mereka, rumah tangga mereka, tetapi tidak dengan orangtua mereka?
Saya bersyukur sekali karena Tuhan telah mengatur saya untuk hadir di dunia ini dengan keluarga, orang tua yang begitu bijaksana dan menyanyangi saya dengan begitu luar biasa. Orang tua saya selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu mengutamakan Tuhan dan keluarga. Saya rasa, tidak jarang pula orang tua di dunia ini yang mengajarkan hal serupa.Hanya saja sayangnya, tidak jarang pula yang tidak terlalu peduli dengan hal pokok ini. 

Sekarang saya ingin mengilustrasikan, berdasarkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi, bagaimana besar dan jauhnya kesenjangan antara kasih sayang orang tua kepada anak,dengan kasih sayang anak terhadap orang tua:

Jika orang tua kita kaya, sudah tentu yang menjadi raja adalah anaknya. Sedangkan jika anak kaya, orang tua bisa jadi pembantunya. Mau contoh?  Banyak..
Tidak usah jauh-jauh, lihatlah handphone yang anak pakai, dengan yang orang tua pakai..
Anak menggunakan handphone yang up-to-date, kalo bisa pake model yang paling baru, teknologi tercanggih, kamera berapa mega pixel, bisa internetan cepat, BBM an, 3G, touchscreen, dan aplikasi-aplikasi wah lainnya…. Orang tuanya? Pakai handphone yang biasa saja, yang penting bisa buat telepon dan sms sudah cukup, model masih jadul ga masalah, tombol pencetannya longgar no problem, lampu handphone nya redup  it’s ok, ga bisa internetan apalagi.. teruskan..! hha

Mobil yang digunakan: anaknya pake mobil Jaguar, Porche, Mercedes Benz, Bugetti, Audi, Mini Cooper, harganya uda Milyar an punya, ini orang tua nya? Paling oke juga Nissan Juke, Suzuki Vitara, Toyota Rush, yang harganya kalah seri dari mobil si anak, padahal itu belinya pake duit orang tuanya.. 

Orang tua kalau punya uang lebih, kepikirannya ngajak jalan-jalan sekeluarga, bareng anak-anaknya biar anaknya seneng.. Kalo anak punya uang lebih dikit aja, lebih milih pergi seneng-seneng bareng temennya. Pikirannya kalo bareng orang tua itu ga seru.. ga bisa becanda heboh kaya kalo bareng temen-temennya. 

Yang sakit lagi kalo orang tua punya gaji, 99% uangnya dipake buat kebutuhan rumah tangga, bahagiain anak. Kalo anak punya gaji pertama, ga sedikit yang mereka buang buat traktir makan-makan temennya, apalagi kalo uda punya pacar, beliin deh tuh pacarnya cincin, kalung.. Orang tua? Ntar dulu ya kalo masih ada sisa.. Malah kalo kurang masih nagih juga uang jajan dari orangtuanya.
Eh, baru beberapa bulan kerja, belom kasih banyak kesenangan buat orang tua, uda minta nikah lagi! Uda deh uangnya makin ngalir buat istrinya, keluarga barunya. Orang tuanya? Boro-boro diprioritasin.. Bagus kalo masih anaknya inget n mau kasih uangnya buat orangtua. 

Jika orangtua sukses, anak ikut dibanggain. Kalo anak sukses? Orang-orang taunya si anak tersebut adalah orang hebat, jarang banget kan ada yang sadar dan bilang “orangtuanya hebat banget bisa bikin anaknya jadi orang sukses kaya gitu..”, yang buruk biasanya baru deh tuh orangtua ikut keseret-seret nama baiknya. 

Ketika kekuatan fisik orangtua sudah melemah, dan anak mulai berpenghasilan dan bekeluarga, tidak jarang pula orangtuanya berada di rumah sekedar sebagai penunggu rumah, membersihkan rumah si anak, begitu si anak liburan, si anak mengajak istri beserta anak-anaknya untuk pergi vacation ke luar kota atau pun juga luar negeri. Orangtuanya? Nanti ya, tunggu terkumpul uang lebih banyakan lagi.. Alhasil intensitas jalan-jalan bersama anak istri dibanding sama orangtuanya bisa 5 : 1.

Entah sudah berapa kali mama saya mengatakan: “awas kamu ya kalo sampe nanti papa sama mama uda tua kamu taro dipanti jompo, bisa mama kutuk kamu semua.. (hha) Kamu coba perhatiin, orangtua punya anak sampe 9, 10, 13, serepot-repotnya orangtua, semua anaknya bisa dijaga, dirawat sampe pada gede-gede, ga ada yang mati kelaperan.. Tapi ada anak sebanyak apa pun, belum tentu ada yang bisa ngerawat orangtuanya yang cuma berdua…. Yang namanya orangtua kalo uda ditaro dipanti jompo tandanya anaknya ga mampu kan tuh ngurus orangtuanya? Ga sayang mereka ke orangtuanya, malah mikirin bisnis sama keluarganya sendiri-sendiri.. padahal tanpa orangtua yang ngedidik mereka, mereka ga mungkin bisa ada sampai sebagaimana mereka ada sekarang.”
I couldn't agree more!

Kembali ke kasus pertama kali saya bahas.. orang tuanya mau dimasukin panti wreda..
Saya heran dengan orang yang punya pemikiran sampai disitu..
Apakah waktu dia masih kecil, dia dititipkan juga oleh orang tuanya di panti asuhan? Atau dititipkan ke orang laen buat diurusin? Sampe-sampe rasa sayang ke orang tuanya kecil begitu..

Dengan alasan kesibukan, itu memang bisa dibenarkan bila dia tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk mengurus seluruh aktivitas kehidupannya, tapi, bisakah dia berpikir lebih bijaksana?
Jika dia merasa sungguh sibuk sampai tidak sempat merawat orangtua nya, bukankah lebih baik baginya untuk berhenti kerja saja? Tinggalkan kerjaan yang paling banyak menyita waktunya, alokasikan waktu kerja dia untuk mengurusi hal-hal yang lebih bermanfaat dan mulia, untuk merawat orangtuanya di rumah, alokasikan untuk menemani anaknya bermain.. toh suaminya sudah bekerja juga. 

Bagaimana jika suami bekerja tidak menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya? Maka saya dengan senang hati mengambil kata dari bapak Mario Teguh yang berkata: “buat suami anda jadi memiliki semangat kerja yang lebih tinggi lagi, dan buat dia berpenghasilan berkali-kali lipat dari sebelumnya.” Lebih baik apabila bekerja 1 orang menghasilkan pendapatan yang besar, daripada 2 orang bekerja dengan penghasilan pas-pas an. Guna istri kan sebagai pembantu suami, berarti istri itu lebih kuat kan dari suami dong.. namanya juga pembantu, orang yang membantu itu lebih kuat dari yang dibantu kan..? 
Jika seorang wanita memiliki passion yang besar untuk menjadi wanita karir, tentu tidak buruk, yang penting orang tua tetap menjadi perhatian utama. 

Saya harap, khusus untuk saya pribadi, dan teman-teman generasi muda semuanya, tidak akan menjadi anak yang kurang ajar dan tidak tau diri. Tidak menjadi anak yang durhaka. Orangtua tetap menjadi prioritas kedua setelah Tuhan. Tidak ada yang boleh menggeser posisi keduanya itu sampai kapan pun. Saudara adalah yang ketiga. 

- Love your God and parents above anything-

No comments: