Parents Love vs Children Love
Baru kemarin saya membaca sebuah
artikel di koran yang menanyakan bahwa apakah dosa jika ia menitipkan ibunya ke
sebuah panti werdha (panti untuk orang tua lanjut usia)? Masalah yang diutarakannya adalah: dia tidak memiliki waktu
luang yang cukup banyak, dia harus mengatur kebutuhan rumah tangganya, melayani
suami, mengurus anaknya yang masih kecil, belum lagi dia harus pergi kerja di
kantor. Waktunya tersita untuk mengurusi hal-hal seperti itu, sehingga hidupnya
terasa begitu sibuk, tidak sempat bila harus meluangkan waktu untuk merawat
ibunya yang sudah lanjut usia. Tenaganya sudah habis terbuang untuk meng-cover
seluruh aktivitas rutinnya tersebut. sehingga ia berniat untuk menaruh ibunya di panti werdha, dengan alasan agar ada yang bisa membantu menjaga dan mengurusi.
Jaman sekarang, sudah tidak jarang
lagi apabila seorang anak menitipkan orang tua mereka dipanti werdha / panti
jompo, dengan alasan yang mayoritas pasti sama seperti kasus di atas.
Sebenarnya, apa guna mereka hidup
di dunia ini?
Merawat orangtua saja sampai tidak sempat?? Apakah bisnis mereka jauh lebih penting dari orang tua mereka? Sehingga mereka bisa terpikir untuk menitipkan orang tua mereka sendiri untuk orang lain yang tidak sedarah daging untuk merawat orang tuanya?
Apa fungsi dan kewajiban anak yang masih dilakukannya?
Merawat orangtua saja sampai tidak sempat?? Apakah bisnis mereka jauh lebih penting dari orang tua mereka? Sehingga mereka bisa terpikir untuk menitipkan orang tua mereka sendiri untuk orang lain yang tidak sedarah daging untuk merawat orang tuanya?
Apa fungsi dan kewajiban anak yang masih dilakukannya?
Tidak sadarkah mereka apabila
mereka pasti tidak akan ada di dunia ini jika tidak dilahirkan oleh orang tua
mereka ke dunia ini?
Buat apa mereka begitu bangga
dengan bisnis mereka, pekerjaan mereka, rumah tangga mereka, tetapi tidak
dengan orangtua mereka?
Saya bersyukur sekali karena Tuhan
telah mengatur saya untuk hadir di dunia ini dengan keluarga, orang tua yang
begitu bijaksana dan menyanyangi saya dengan begitu luar biasa. Orang tua saya
selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu mengutamakan Tuhan dan
keluarga. Saya rasa, tidak jarang pula orang tua di dunia ini yang mengajarkan
hal serupa.Hanya saja sayangnya, tidak jarang pula yang tidak terlalu peduli dengan hal pokok ini.
Sekarang saya ingin
mengilustrasikan, berdasarkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi,
bagaimana besar dan jauhnya kesenjangan antara kasih sayang orang tua kepada
anak,dengan kasih sayang anak terhadap orang tua:
Jika orang tua kita kaya, sudah
tentu yang menjadi raja adalah anaknya. Sedangkan jika anak kaya, orang tua
bisa jadi pembantunya. Mau contoh?
Banyak..
Tidak usah jauh-jauh, lihatlah handphone yang anak pakai, dengan yang orang tua pakai..
Anak menggunakan handphone yang up-to-date, kalo bisa pake model yang paling baru, teknologi tercanggih, kamera berapa mega pixel, bisa internetan cepat, BBM an, 3G, touchscreen, dan aplikasi-aplikasi wah lainnya…. Orang tuanya? Pakai handphone yang biasa saja, yang penting bisa buat telepon dan sms sudah cukup, model masih jadul ga masalah, tombol pencetannya longgar no problem, lampu handphone nya redup it’s ok, ga bisa internetan apalagi.. teruskan..! hha
Tidak usah jauh-jauh, lihatlah handphone yang anak pakai, dengan yang orang tua pakai..
Anak menggunakan handphone yang up-to-date, kalo bisa pake model yang paling baru, teknologi tercanggih, kamera berapa mega pixel, bisa internetan cepat, BBM an, 3G, touchscreen, dan aplikasi-aplikasi wah lainnya…. Orang tuanya? Pakai handphone yang biasa saja, yang penting bisa buat telepon dan sms sudah cukup, model masih jadul ga masalah, tombol pencetannya longgar no problem, lampu handphone nya redup it’s ok, ga bisa internetan apalagi.. teruskan..! hha
Mobil yang digunakan: anaknya pake
mobil Jaguar, Porche, Mercedes Benz, Bugetti, Audi, Mini Cooper, harganya uda Milyar an punya, ini orang tua
nya? Paling oke juga Nissan Juke, Suzuki Vitara, Toyota Rush, yang harganya
kalah seri dari mobil si anak, padahal itu belinya pake duit orang tuanya..
Orang tua kalau punya uang lebih,
kepikirannya ngajak jalan-jalan sekeluarga, bareng anak-anaknya biar anaknya seneng.. Kalo anak punya uang lebih dikit aja, lebih milih pergi seneng-seneng bareng temennya. Pikirannya
kalo bareng orang tua itu ga seru.. ga bisa becanda heboh kaya kalo bareng
temen-temennya.
Yang sakit lagi kalo orang tua
punya gaji, 99% uangnya dipake buat kebutuhan rumah tangga, bahagiain anak. Kalo anak punya
gaji pertama, ga sedikit yang mereka buang buat traktir makan-makan temennya,
apalagi kalo uda punya pacar, beliin deh tuh pacarnya cincin, kalung.. Orang
tua? Ntar dulu ya kalo masih ada sisa.. Malah kalo kurang masih nagih juga uang jajan dari orangtuanya.
Eh, baru beberapa bulan kerja, belom kasih banyak kesenangan buat orang tua,
uda minta nikah lagi! Uda deh uangnya makin ngalir buat istrinya, keluarga barunya. Orang
tuanya? Boro-boro diprioritasin.. Bagus kalo masih anaknya inget n mau kasih uangnya buat orangtua.
Jika orangtua sukses, anak ikut dibanggain. Kalo anak sukses? Orang-orang taunya si anak tersebut adalah orang hebat, jarang banget kan ada yang sadar dan bilang “orangtuanya hebat banget bisa bikin anaknya jadi orang
sukses kaya gitu..”, yang buruk biasanya baru deh tuh orangtua ikut keseret-seret
nama baiknya.
Ketika kekuatan fisik orangtua
sudah melemah, dan anak mulai berpenghasilan dan bekeluarga, tidak jarang pula
orangtuanya berada di rumah sekedar sebagai penunggu rumah, membersihkan rumah si anak,
begitu si anak liburan, si anak mengajak istri beserta anak-anaknya untuk pergi
vacation ke luar kota atau pun juga luar negeri. Orangtuanya? Nanti ya, tunggu
terkumpul uang lebih banyakan lagi.. Alhasil intensitas jalan-jalan bersama
anak istri dibanding sama orangtuanya bisa 5 : 1.
Entah sudah berapa kali mama saya
mengatakan: “awas kamu ya kalo sampe nanti papa sama mama uda tua kamu taro dipanti
jompo, bisa mama kutuk kamu semua.. (hha) Kamu coba perhatiin, orangtua punya anak
sampe 9, 10, 13, serepot-repotnya orangtua, semua anaknya bisa dijaga, dirawat
sampe pada gede-gede, ga ada yang mati kelaperan.. Tapi ada anak sebanyak apa
pun, belum tentu ada yang bisa ngerawat orangtuanya yang cuma berdua…. Yang namanya
orangtua kalo uda ditaro dipanti jompo tandanya anaknya ga mampu kan tuh ngurus
orangtuanya? Ga sayang mereka ke
orangtuanya, malah mikirin bisnis sama keluarganya sendiri-sendiri.. padahal
tanpa orangtua yang ngedidik mereka, mereka ga mungkin bisa ada sampai sebagaimana
mereka ada sekarang.”
I couldn't agree more!
I couldn't agree more!
Kembali ke kasus pertama kali saya
bahas.. orang tuanya mau dimasukin panti wreda..
Saya heran dengan orang yang punya pemikiran sampai disitu..
Apakah waktu dia masih kecil, dia dititipkan juga oleh orang tuanya di panti asuhan? Atau dititipkan ke orang laen buat diurusin? Sampe-sampe rasa sayang ke orang tuanya kecil begitu..
Saya heran dengan orang yang punya pemikiran sampai disitu..
Apakah waktu dia masih kecil, dia dititipkan juga oleh orang tuanya di panti asuhan? Atau dititipkan ke orang laen buat diurusin? Sampe-sampe rasa sayang ke orang tuanya kecil begitu..
Dengan alasan kesibukan, itu memang bisa dibenarkan bila dia tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk mengurus seluruh aktivitas kehidupannya, tapi, bisakah dia berpikir lebih bijaksana?
Jika dia merasa sungguh sibuk sampai tidak sempat merawat orangtua nya, bukankah lebih baik baginya untuk berhenti kerja saja? Tinggalkan kerjaan yang paling banyak menyita waktunya, alokasikan waktu kerja dia untuk mengurusi hal-hal yang lebih bermanfaat dan mulia, untuk merawat orangtuanya di rumah, alokasikan untuk menemani anaknya bermain.. toh suaminya sudah bekerja juga.
Bagaimana jika suami bekerja tidak
menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya? Maka saya
dengan senang hati mengambil kata dari bapak Mario Teguh yang berkata: “buat
suami anda jadi memiliki semangat kerja yang lebih tinggi lagi, dan buat dia
berpenghasilan berkali-kali lipat dari sebelumnya.” Lebih baik apabila bekerja
1 orang menghasilkan pendapatan yang besar, daripada 2 orang bekerja dengan
penghasilan pas-pas an. Guna istri kan sebagai pembantu suami, berarti istri
itu lebih kuat kan dari suami dong.. namanya juga pembantu, orang yang membantu itu
lebih kuat dari yang dibantu kan..?
Jika seorang wanita memiliki
passion yang besar untuk menjadi wanita karir, tentu tidak buruk, yang penting
orang tua tetap menjadi perhatian utama.
Saya harap, khusus untuk saya
pribadi, dan teman-teman generasi muda semuanya, tidak akan menjadi anak yang
kurang ajar dan tidak tau diri. Tidak menjadi anak yang durhaka. Orangtua
tetap menjadi prioritas kedua setelah Tuhan. Tidak ada yang boleh menggeser
posisi keduanya itu sampai kapan pun. Saudara adalah yang ketiga.
- Love your God and parents above anything-
No comments:
Post a Comment