Kamis itu adalah hari yang tidak terlupakan.
Perasaan
terharu dan bahagia menyelimuti saya dengan luar biasa.
Sore itu saya pergi ke Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
di wilayah Jakarta bersama dengan teman baik saya, Febdeline. Tujuan kepergian
saya yaitu untuk mencari data penunjang untuk penyelesaian skripsi. Sepulang dari
BPS sekitar jam 4 sore, saya berniat untuk mengunjungi saudara di rumah sakit. Berhubung
saya tidak terlalu menguasai jalan dan transportasi dari BPS hingga rumah sakit
tempat saya berada, mama menelepon dan menegaskan saya untuk menunggu di dekat BPS
itu, dan akan dijemput oleh papa untuk bersama-sama ke rumah sakit.
Repotnya punya anak seperti saya yang sekalipun
sudah besar, tapi belum bisa dipercaya untuk menjelajah sendiri. Kekuatiran papa
dan mama, saya tanggapi dengan positif. Karena mereka begitu mengasihi saya. Saya berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih bisa diandalkan.
Selama masa penantian papa sekitar 1 jam,
Febdeline ada disana untuk saya. Sekalipun saya sudah memintanya untuk pulang
duluan, tidak usah ikut menunggu, dia tetap berdiri menemani.
Actually, saya
kuatir jika dia terus menemani, kepulangannya akan semakin sore dan
transportasi yang akan dinaikinya akan padat penumpang, belum lagi tenaga juga waktu yang terbuang,
serta jalan Jakarta yang semakin sore semakin macet efek jam pulang kantor.
Namun
tidak dapat dipungkiri kenyataannya adalah kehadiran dia membuat saya merasa
lebih aman, nyaman, dan senang.
Betapa terberkatinya saya. Memiliki keluarga,
saudara, dan teman yang peduli, penuh kasih, dan rela berkorban untuk saya. Kita
bisa menilai seberapa bernilainya diri kita dari seberapa banyaknya orang yang
mau berkorban untuk kita. Bukankah kita akan tulus hati mendahulukan
kebahagiaan atau kepentingan orang lain apabila kita meyakini bahwa mereka
layak untuk mendapatkannya?
More than it all, I have incredible astonishing God.
His goodness is unspoken, unfailing, unconditionally. He died and rose from the
death to redeem all my sins. He gives His life for me and you even if we are
far away from His expectation.
He made she,
he, you, all are for me. He made me either for you all.
We sharpen and
completing one another as His will.
Sometimes we as His creation, forget His sacrificed.
We spend more time for our business.
Imagine if we already sacrificed our time, energy,
money, feel, yet thought for someone,
but someone whom we sacrificed for is ignoring all our sacrifice and prefer to focusing his/her self for themselves.
What do you feel? What if you sacrifice your life? Think again.
but someone whom we sacrificed for is ignoring all our sacrifice and prefer to focusing his/her self for themselves.
What do you feel? What if you sacrifice your life? Think again.
-when someone prefer choose something than you, then
you can simply conclude that things are more important than you.-
No comments:
Post a Comment