Friday, July 19, 2013

who we are?



Sudah ada lebih dari 3 kali saya dituduh sebagai pelaku “ke-iseng-an” menyembunyikan handphone dan sejenisnya milik teman saya, yang padahal kehilangan "temporer" tersebut akibat kelalaian mereka sendiri yang menempatkan barang-barang itu di tempat yang kurang aman.
Puji Tuhan nya yang dikatakan hilang ditemukan di tas maupun tempat duduk mereka sendiri dan oleh mereka sendiri, bukan oleh saya.. jadi saya terbebas dari tuduhan menyebalkan.

Apa alasan mereka menuduh saya yang mengambil?
(1) Saya orang yang posisinya berada paling dekat dengan mereka,
(2) Wajah saya dinilai terlalu sumringah ketika mereka bersaksi kehilangan barang nya
(dimana umumnya orang akan memasang muka turut kuatir, sementara saya tidak demikian)

Untuk alasan yang pertama, saya masih menganggap itu adalah hal yang wajar, tapi untuk alasan kedua? Itu tidak wajar meskipun sesekali saya menyetujuinya.. haha

Banyak ajaran yang mengatakan bahwa menangislah saat teman mu menangis, dan tertawalah bersama mereka ketika mereka bahagia. Itu lah bagaimana cara anda bersimpati / bahkan berempati terhadap sesama. 

Well, pada kenyataan nya, saya tidak selalu se-prinsip dengan pernyataan tersebut.. sekalipun terkadang saya juga mengalami kuatir berlebihan kepada orang yang saya kasihi. 

Saya akan berusaha untuk tetap tenang dan terkendali, sehingga saya tidak ikut terjerumus dalam kesedihan, ketakutan, kekecewaan yang di sharing kan orang lain. Saya takut akan menjadi lemah sama seperti mereka. Ketika saya lemah, maka tidak ada lagi kekuatan pada diri saya untuk membantu orang lain bangkit dari rasa intimidasinya. Itu lah alasan saya untuk masih tersenyum / bahkan tertawa di saat orang lain merasakan hal tidak menyenangkan. Agak aneh memang.. tapi itu lah saya.
 
Ada kala nya orang menilai bahwa seorang yang senantiasa happy adalah orang yang tidak serius dan sulit diandalkan. Hm who knows?

Kelebihan charming person adalah mereka bisa mengendalikan diri untuk tidak terpuruk dalam jangka panjang seperti yang dibiasakan orang pada umumnya. Tetapi charming person bukan terlahir dari sana nya.. kepribadian itu bermula dari pembelajaran akan pengalaman hidup. 

Menjaga diri untuk tetap terlihat baik-baik saja bukan hal yang mudah dan menyenangkan untuk dilakukan. Itu butuh effort lebih ketimbang anda mempersilahkan orang lain melihat diri anda dalam posisi menyedihkan. 

Apakah bersikap “everything is okay (nothing’s okay actually)” adalah munafik?
could be.
Hanya saja saya lebih suka menggunakan bahasa positif ketimbang negatif.
Sebut saja munafik disini sebagai strong-hearted man..
itu jauh lebih enak didengar dan terkesan elegan.

Salah satu prinsip saya, yang sampai saat ini masih learning by doing:
“do not show the world how broken you are, just keep on laughing! Because that is a great way to tell ‘em that world is not as bad as they thought” 

Ketika prinsip itu diaplikasikan ke kehidupan nyata, mungkin itu terasa seperti anda sedang menggunakan sebuah topeng bergambarkan orang tertawa. Sekalipun seperti sedang menyangkal perasaan sebenarnya, saya dan beberapa orang di luar sana cukup ikhlas melakukannya. Mengapa? Karena setidaknya kami bisa menunjukan kepada dunia bahwa kami tidak cukup rapuh untuk dibinasakan oleh  duka. 

Selain daripada itu, saya kira orang-orang seperti kami ini adalah tipe orang yang cukup sensitif, dan emosional. Biasanya tidak suka dan merasa tidak nyaman apabila mendapat respon “iba” dari orang lain. Di saat orang lain memancarkan pandangan kasihan (yah anggap lah mereka benar-benar bersimpati), saya dan kaum strong-harted man bisa merasa seperti seorang yang payah betul. lucu ya.. haha..

tapi yang namanya manusia tetap saja tidak mungkin tahan terus-terusan berada di zona kesendirian nya.. pasti akan men-sharing kan masalahnya, sekalipun mungkin tidak detail.
Salah satu teman baik saya pernah berkata seperti ini:
“orang sering bilang aku kuat. But the worst thing of being strong is no one ask "how's your day?” and sometimes it makes me feel lonely."

Begini saudara-saudara, anda harus percaya bahwa selalu akan ada orang diluar sana yang mengerti kepedihan anda sekalipun anda menunjukan senyum lebar kepada mereka.
Mereka mengerti diri anda sampai sejauh itu bukan karena talenta menilai orang sejak kecil, melainkan karena mereka dekat dan memperhatikan anda lebih seksama dari orang lain. 

Apabila anda masih bertanya-tanya kenapa tidak terus bertanya keadaan anda padahal mereka tahu anda sedang terluka? satu-satu nya alasan mengapa orang-orang tersebut bertindak demikian adalah karena mereka ingin mempercayai anda. Ingin percaya bahwa anda "benar-benar baik-baik saja." Mereka adalah wujud dari kasih yang nyata (yeha!).

Setelah 21 tahun lebih menjalani kehidupan ini, saya sadar bahwa sesungguhnya saya tidak pernah kekurangan kasih yang nyata tersebut. Meskipun ada pertemuan dan perpisahan dengan beberapa teman baik saya (baik manusia maupun hewan peliharaan), akan selalu ada masanya pertemuan dengan teman baru yang sama menyenangkannya dengan teman lama, sekalipun teman lama tidak tergantikan keberadaan nya (hanya tergantikan kehadirannya.. haha).

Namun diluar berkat itu semua, sadarkah bahwa anda terlahir untuk menanggung kehidupan sendiri?
No one could incarnate to be you, so you alone fight and stand in your place.
you are the only captain of your boat. 

Tidak ada seorang pun yang bisa menjelma menjadi diri kita. Kita harus mempertanggung jawabkan segala tentang kita dihadapan Tuhan sendiri. Bahkan Tuhan yang Maha Kuasa tidak menjelma menjadi pribadi kita dulu baru disalibkan. Dia tetap Dia, dan kita tetap kita. Dia menebus dosa manusia melalui diriNya sendiri. Juga tidak pernah kan anda menemukan asurasi jiwa yang mampu menggantikan jiwa anda dengan yang baru? Perusahaan asuransi tersebut hanya bisa mengganti nyawa anda dalam bentuk uang. 

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kita harus mempunyai prinsip-prinsip kehidupan sendiri, supaya kita bisa menjadi diri sendiri, pribadi yang berbeda. Keluarga hanya lah penopang,  teman hanya lah pendukung, dan orang lain hanya lah pemicu, Tuhan melakukan ke-3 peranan tersebut. Namun yang benar-benar menjadi pelaku utama adalah kita sendiri. So, we must be tough.

a fragile-hearted man is a man who can't be moved from their pain, can't fight the intimidation, trapped in a smoky haze, too afraid to step out of from comfort zone, and surrender to be killed slowly by the time 


1 comment:

Anonymous said...

As always...good!! -FB-