Wednesday, February 29, 2012

my friend is a positive thinker


My Friend is a Positive Thinker

Setiap saya melakukan komunikasi dengan teman baik saya yang satu ini, rasanya hampir selalu ada inspirasi baru yang saya dapat. 

Dan sekarang saya ingin coba menceritakan 1 kejadian belum lama ini yang membuat saya sedikit mengerutkan kening untuk berpikir sebentar dan kemudian menyetujui ucapannya yang positif. 

Ketika itu, saya menceritakan kepadanya tentang hal-hal yang saya dengar dari temannya tentang dia. Sebenarnya hal tersebut tidak sepenuhnya penting untuk dia tau dan itu bukanlah good news saya rasa. Tapi dia tetap mengikuti dan menanggapi dengan cukup bijaksana. Saya sendiri sampai heran dengan perkembangan kepribadiannya yang bisa dibilang cukup pesat :)

Waktu itu kami membahas  tentang eksistensi dia di kampusnya, dimana dia menjabat sebagai ketua HIMA manajemen. (kami tidak satu universitas) 

Bagaimana ada beberapa orang yang tidak menyukainya karena sikap berbedanya dalam melakukan beberapa hal. 
Jika orang pada umumnya lebih memilih untuk santai dan menikmati hidup seperti air mengalir, tidak demikian dengan dia. Teman baik saya yang satu ini memiliki semangat yang diluar daripada orang biasanya, dia seorang yang antusias, cukup perfectionist, memiliki pendirian, dan rasa percaya pada kemampuan dirinya (yang menurutku sikap itu adalah kunci awal jika seseorang ingin sukses, karena jika awalnya seorang  tidak percaya pada dirinya sendiri, bagaimana kelak akan melangkah ke sesuatu yang lebih besar). 

Oleh sebab perbedaan itulah, mungkin sekali banyak orang yang malas berbuat sesuatu lebih menjadi iri dan tidak menyukainya. Hal ini sangat umum terjadi dimana pun anda berada. 

Kemudian, setelah bercerita tentang sesuatu yang kurang menyenangkan tersebut, dia masih bisa merespon dengan pikiran jernih:

“harus think positif.. Biarkan ajah mereka kesel ama kita, yang penting kita mw terus maju dan terus melakukan pengembangan karakter menjadi lebih baik.. nobody's perfect
Seperti steve jobs katakan, bahwa kita hidup dalam hidup kita, biarkan orang berpikir apa tentang kita.. yang penting kita tahu diri kita dan percaya..”

Bukankah itu kata-kata yang bagus dan patut direalisasikan juga di kehidupan umat manusia yang semakin terlihat suram ini ?!?
Memang berpikir positif adalah hal yang membuat nyaman disaat genting sekalipun.

-Do not let yourself fall because of wrong people saying untruth-







God the Glory (the story of me *1*)


God the Glory (the story of me *1*)

Akhir-akhir ini cukup banyak yang dipikirkan. Sesuatu yang berdampak bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang.

Dulu saya selalu berpikir mengapa hidup ini sangat sia-sia rasanya, kegiatan yang dilakukan adalah yang itu-itu lagi. Membosankan. Apa yang dilakukan manusia jaman sekarang tidak jauh beda dengan yang manusia dulu lakukan, bahkan hampir 99% sama, begitu pun pada masa depan. Hal ini akan berlanjut terus-menerus sampai pada masa dimana semua manusia tidak lagi ada di dunia. 

Cara pandang dan pola pikir manusia yang rapuh dan terlalu tersistem pada ajaran para pendahulunya tidak membuat keragaman yang baru di jaman ini. Buah tidak jauh dari pohonya. Pepatah yang tepat untuk menggambarkan statisnya kehidupan ini. 

Itu benar kan? 
ya..

Kemudian saya beranjak semakin dewasa dan memiliki pemikiran yang jika tidak bisa dikatakan lebih maju atau setidaknya lebih baik dari standar saya waktu kecil, otak ini mulai mencari jalan untuk bisa disinkronkan dengan kata hati. Mustahil kah? Sangat. 

Pada dasarnya, semua orang menganggap bahwa kata hati itu berasal dari Roh, dan entah bagaimana caranya, paradigma itu masuk ke pikiran saya, yang kemudian saya yakini sebagai sesuatu yang cukup masuk akal dan benar.

Saya sangat yakin akan hal ini:

Tuhan memiliki sangat banyak cara untuk menyadarkan dan mendorong umatNya untuk berbuat lebih baik dan sempurna. Caranya itu sungguh di luar pemikiran dan tidak terbatas.  Semuanya dilakukan Dia agar semua yang percaya padaNya memiliki hikmat yang benar, agar tetap berjalan di jalan yang semestinya.
Sekarang saya ingin bersaksi kisah nyata tentang pengalaman diri saya sendiri. 

Sejak kecil saya sudah dibiasakan untuk rajin pergi ke Gereja. Berdoa, dan meminta segala sesuatu yang saya ingini dalam nama Tuhan. Selama kurang lebih 18 tahun saya melakukan nya seperti seorang yang setia dan religious. Bahkan saya sendiri berpikir bahwa orang seperti saya itu sangat jarang. Saya orang yang lebih suci dari orang lain, Tuhan pasti lebih berkenan pada saya ketimbang orang lain karena perbuatan “baik”saya selama 18 tahun an itu. Pikir saya saat itu.

Orang lain banyak yang berkata-kata kasar dan kebun binatang, mereka tidak memiliki iman percaya padaNya yang merupakan suatu syarat mutlak jika ingin diterima Kerajaan Sorga, mereka melakukan hal-hal yang jahat, tidak menghargai keanggunan diri sendiri. Tidak seperti saya. Saya merasa hebat. Di atas rata-rata orang umumnya. 

Meskipun demikian, namun jauh di dalam lubuk hati saya, saya merasa kebosanan yang luar biasa, hampa, dan kosong harapan.  

Begitu mudah nya saya terbawa kehidupan duniawi yang penuh dengan dosa. Cepat marah dan mau menang sendiri adalah sifat buruk saya yang mematikan. Bayangkan saja, saya melakukan hal itu tanpa merasa ada yang salah pada diri saya sendiri, saya menganggap itu adalah hal yang sangat wajar, semua orang juga begitu, dan makanya toleransi pada sikap tersebut dengan mudah berakar dan berbuah di hati saya yang hanya satu-satu nya ini. 

Parahnya, setiap ke Gereja, saya menyanyikan puji-pujian dengan semangat, merasa saya orang benar dan begitu layak bersekutu denganNya.. Melihat jemaat lain menaikan pujian hingga menangis tersedu terlihat seperti begitu rapuh, manusia yang tidak berdaya, dan hina di hadapanNya,  menimbulkan pikiran degil di otak saya “gila! Mereka cari muka sekali! Dihadapan Tuhan dan manusia!”, orang yang berbicara bahasa Roh pun demikian “ampun deh.. ko bisa ya? Apa mereka cuma pura-pura bisa aja? Kan ga semua orang dikasih hikmat berbahasa Roh.. “ Khotbah pendeta pun saya rasa saya sudah melakukan nya selama ini dengan tidak ada celah. Benar-benar tidak ada yang perlu diperbaiki lagi.

Pelajaran di sekolah, pertandingan olahraga yang saya ikuti, saya memulainya dengan doa, dan merasa doa saya sangat didengar Tuhan, tapi dalam kenyataan nya saya lebih sering mengandalkan kekuatan diri saya sendiri. Namun gilanya, tiap hasil yang tidak memuaskan, seperti nilai jelek, kalah bertanding, membuat saya begitu marah pada diri saya sendiri, terlebih Tuhan. Mengapa saya sudah berdoa dan minta tuntunanNya, saya tetap menjadi pecundang?? Ini tidak benar! 

Bahkan saya pernah menjauhkan diri saya dari Tuhan, hanya karena kalah bertanding olahraga, yang dimana saya yakini sebelumnya jika saya pasti menang. 

Tidak mau berdoa lagi meskipun suara hati berkata saya harus! 

Setelah kejadian itu, saya tetap pergi ke Gereja karena takut dimarahi orang tua saja, alhasil disana saya hanya diam dan sungguh enggan mendengarkan pendeta berbicara..
Dalam kehanyutan dosa itu sekalipun, herannya saya masih bisa berasa saya telah mengkhianati Tuhan.
Namun tidak berbuat apa-apa..

Betapa tragisnya dan sungguh berdosanya hidup saya dulu.. 

Entah berapa lama waktu yang Tuhan buang untuk menunggu saya kembali ke pelukan kasihNya.
Berapa banyak energi yang Tuhan gunakan untuk menarik saya kembali ke rel yang telah dibuatNya khusus untuk saya lewati.
Berapa banyak jiwa yang Tuhan pakai untuk merangkul saya ke hidup yang dikehendakiNya. Begitu banyak pengorbanan yang Dia lakukan.  Tidak terbatas.

Terlalu banyak, sehingga terlihat sangat  tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima.

Saya melewati perjalanan yang panjang hingga mencapai diri saya yang sekarang ini yang saya rasakan mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Tuhan memperbaiki saya secara perlahan tapi pasti. 

Saat saya beranjak akan masuk dunia perkuliahan, saya merasa sangat bingung. Jurusan apa yang akan saya ambil? Universitas mana yang saya tuju? Dan yang paling utama dan terutama adalah mana uang nya buat masuk kuliah?? 

Koko saya setahun lebih tua, dan dia sudah masuk Universitas Multimedia Nusantara. Universitas yang baru dibangun dengan belum menghasilkan lulusan tapi uang masuk dan kuliahnya mahal. Wajar saja sepertinya, karena universitas itu dibangun oleh salah satu perusahaan komersil terbesar di Indonesia dengan segala macam link perusahaan yang siap menjadi jaminan memberikan pekerjaan terhadap jebolannya kelak. 

Saya merasa koko itu beruntung sekali, kuliah di tempat yang banyak orang bilang itu adalah kampusnya orang elit alias orang-orang yang punya dana lebih untuk mendapatkan fasilitas lebih. Hal itu cukup membuat iri saya. Namun saya cukup berlapang dada untuk ikut mensyukuri berkat Tuhan atasnya. 

Hanya yang menjadi persoalan saya saat itu adalah, takdir saya sebagai adiknya, kenapa bertolak belakang darinya?  Saat ingin kuliah malah pusing memikirkan biaya.. 

Jika ada yang penasaran dengan perasaan saya saat itu, tentunya adalah sedih dan merasa hidup ini cukup tidak adil. Papa dan mama mencoba untuk membesarkan hati saya dan meminta saya untuk terus berdoa ke Tuhan meminta jalan terbaik. Tanpa mengucap janji bahwa saya pasti akan dikuliahkan. 

Dengan keadaan begitu miris buat saya, cara itulah yang Tuhan pakai untuk mengembalikan kesadaran saya sepenuhnya terhadap keagungan kuasaNya. 

Saya berdoa setiap malam dengan sepenuh hati, meminta Tuhan campur tangan dalam pergumulan yang saya alami tersebut. 

Sambil menunggu keputusan orangtua dan jawaban Tuhan, saya disarankan mama untuk menghabiskan waktu liburan itu dengan bekerja menjadi sales mobil. Ide bagus. 

Dengan bantuan referensi teman kerja mama dulu, saya bekerja di Tunas Daihatsu. Awalnya saya merasa gugup, karena pengalaman pertama kali kerja ini. Menjadi sales bukan lah hal yang mudah seperti orang pada umumnya biasa remehkan status "sales". 
Target ditetapkan awal bulan, dan setiap paginya diadakan briefing mengenai strategi memaksimalkan penjualan, bagaimana cara mencari calon pembeli, membuatnya tertarik untuk membeli produk yang ratusan juta rupiah harganya itu, memberikan informasi penting mengenai selling point product dari antara product-product competitor, cara me-maintence customer, perhitungan kredit yang menurut saya sebagai pemula adalah hal yang cukup rumit, dan sebagainya.   

Walaupun saya adalah orang baru, target penjualan merupakan sebuah magnet ketakutan saya yang paling besar selama 4 bulan saya bekerja disana. Melawan competitor bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Competitor nya ada 2 jenis: sesama dealer Daihatsu, dan produk lain seperti Toyota (sebagai saingan utama), Suzuki, dan lainnya. 

Selama saya bekerja, saya dibantu oleh koko yang lebih paham soal mobil, dan papa saya yang dulu nya juga pernah menjadi sales mobil. Pengalaman itu begitu pahit dan manis saya rasakan. Atmosfer bersaing yang tinggi, kadang membuat saya merasa sulit bernapas. Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor, maka saya selalu berdoa minta Tuhan menyertai langkah saya, pekerjaan baru yang menantang ini, dan target yang saya tetapkan bersama belasan rekan sales lainnya yang disaksikan supervisor dan kepala cabang kami yang baik, pintar, dan bijaksana.

Terima kasih Tuhan, saya boleh mencapai semua target sesuai rencana. 

Orang yang sudah bekerja beberapa tahun disana sebagai administrasi pun ikut memuji saya, ia berkata bahwa saya termasuk orang yang hebat dan beruntung karena setiap bulannya saya bisa menjual mobil dengan jumlah yang maju, dari 1 ke 2 ke 3 dan 4. Itu sebuah prestasi yang bagus. Banyak sales-sales terdahulu yang akhirnya keluar menyerah karena sudah tidak tahan telah menghasilkan penjulan yang nihil selama beberapa bulan. 

Saya benar-benar merasakan sukacita yang luar biasa.. saya yakin bahwa saat itu, saya sungguh tidak mengandalkan kekuatan saya sendiri seperti yang saya lakukan di kehidupan saya sebelumnya. Menjadi sales adalah sebuah pekerjaan yang bisa membuat anda sadar, bahwa tanpa bantuan Tuhan yang mengirim klien ke tangan anda, maka anda bukan apa-apa, dan tidak akan menjadi apa-apa.

Saya bersyukur karena kesempatan saya melakukan pekerjaan ini.
dan hidup saya pun mulai disadarkan dan dipulihkan.
Masih dalam masa saya bekerja, mama sore itu memperlihatkan koran Kompas yang mencantum iklan mengenai beasiswa full di Trisakti School Management. Sekalipun sebelumnya saya sudah mencoba Universitas Indonesia (tidak diterima, dan saya pun tidak terlalu ingin kesana), dan Universitas Bunda Mulia, mama tetap mengajukan tantangan pada saya untuk mencoba memeberikan persyaratan untuk beasiswa tersebut. Karena jarak Univesitas Bunda Mulia cukup jauh, meskipun sudah diterima, tapi mau coba ke tempat yang lebih mudah dijangkau. 

Melihat iklan itu, saya hanya tertawa dan berkata dalam hati : “ini bukan untuk orang seperti saya”.
Saya tidak pintar, walaupun sempat mendapat ranking 1 saat SMA (menurut saya, itulah mujizat paling besar seumur hidup saya selain daripada kuliah dengan status beasiswa). Meskipun nilai saya termasuk lumayan, tapi saya terlalu banyak menimbang dan membandingkan nilai saya itu dengan teman-teman saya yang mayoritas pandai dan nilainya lebih tinggi dari saya, belum lagi siswa-siswa di kota yang sistem pendidikan nya pasti lebih baik, saya sudah kalah mental duluan (meskipun SMA saya adalah unggulan dan saya akui kualitasnya memang bagus!).  

Bagi saya, beasiswa adalah impian gila saya sejak kecil.

Dari 3 bersaudara, nilai saya selalu paling rendah dan tak patut disejajarkan dengan 2 saudara saya yang lainnya.  Bahkan papa dan mama juga berpikir demikian. (Jujurnya saya).
maka dari itu, sewaktu saya memperoleh peringkat 1 pas SMA, rasa bangga dan syukur yang tak terbendung  melimpah di hati tak henti-hentinya. 

Akhirnya dengan dukungan dari papa dan mama, saya mengirimkan juga persyaratan untuk memperoleh beasiswa tersebut. Sebenarnya, langkah itu saya ambil hanya untuk membuat papa dan mama saya tenang seperti waktu saya masuk SMA Negeri  untuk membuktikan bahwa saya tidak sebodoh yang mereka dan kedua saudara saya kira, yang hasilnya membuat saya menjadi orang yang begitu kesepian dan merasa cenderung terdiskriminasi, baik dari segi ras maupun agama ketika bersekolah disitu. 

Hanya saja, saya sudah lelah dengan perasaan seperti itu (walaupun hanya 3 tahun) dan memutuskan dengan mantap bahwa kelak saya kuliah tidak akan pernah mau berada di lingkungan yang tidak kondusif bagi diri saya tersebut seperti sebelumnya.

Anda bisa berpikir jika saya orang yang fanatik..
Tapi sebenarnya tidak! dan memang tidak! Saya hanya mengatakan hal yang sesungguhnya. Diskriminasi bagi kaum minoritas adalah rahasia umum yang hampir semua orang sudah mengetahuinya. Dan itu nyata terjadi! Walaupun benar adanya jika tidak semua kaum mayoritas melakukan tindakan sedangkal itu. Namun jika ada yang berdalih mengatakan itu hanya luapan emosi saya semata, itu adalah tidak benar. Orang yang mengatakan hal itu hanyalah menutupi kelemahan diri. Tidak lebih. 

Setelah beberapa waktu kemudian setelah saya mengirimkan persyaratan beasiswa itu semua, tiba saat untuk melalui 5 tahap penyeleksian. Saya ikuti saja. Mama saya yang selalu setia mengantar saya dari Serang ke Jakarta demi anaknya bisa kuliah dengan baik. Setiap melangkah untuk tes, maka setiap kali itu juga saya hanya tertawa dan berkata pada diri sendiri ini adalah perbuatan sia-sia, buang waktu, karena yang namanya beasiswa itu pasti cuma orang yang brilliant yang bisa dapet,  apalagi yang namanya beasiswa full, tanpa dipungut bayaran sama sekali sampai di wisuda dengan ketentuan mempertahankan IP yang bagus.  

Meskipun demikian, saya tetap melangkah, dalam intimidasi diri sendiri, juga dengan secuil sisi hati penuh harapan pada bantuan Tuhan supaya saya tidak mengecewakan harapan orangtua saya yang begitu besar untuk kali ini.

Tidak terasa, sampai pada titik penyeleksian terkahir, saya diterima sebagai mahasiswi Triskati School of Management angkatan 2010 dengan status full tuition fee..

Tidak bisa berkata apa-apa lagi selain Puji Tuhan….

Pekerjaan saya sebagai sales pun saya terpaksa akhiri demi menempuh berfokus pendidikan di Jakarta.  Keinginan saya untuk kuliah terkabulkan! Lebih dari sekedar doa pedih saya, ini Tuhan kasih yang melebihi logika saya.. beasiswa mimpi gila saya terealisasi..!

wow..
thanks a lot to my God, mom n dad yang uda kasih kepercayaan sama kemampuan saya :`)

waktu itu saya rasa saya akan segera menjadi gila!

Bukan karena stress atau pergumulan hidup berat, melainkan karena berkat luar biasa yang tak terkatakan yang Tuhan percayakan kepada saya..

Dan seumur hidup saya sebagai orang Kristen, baru kali ini pikiran saya benar-benar dirombak sepenuhnya menjadi seorang yang menyerahkan seluruh hidup saya di tangan Tuhan Sang Mesias.

Berkuliah disini begitu mengesankan, saya mendapati teman-teman baru yang rajin, pandai, seiman, dan saling membangun satu sama lain, dan tentunya saya juga berteman baik dengan kaum mayoritas Indonesia yang baik, ramah, dan tidak skeptis.

Saya mengikuti perkumpulan keagamaan (hal yang paling saya rindukan andai saya bisa ikuti saat di SMA), dan mendapati diri saya belajar banyak hal positif dan membangun iman percaya saya menjadi jauh lebih baik.

dan saya percaya 1 hal yang selama ini keyakinan rendahan itu saya pertahankan dengan kokoh dan akhirnya runtuh karena saya telah mengalami sendiri.. yaitu :
manusia bisa berubah dari kehidupan buruknya ke kehidupan baik, tanpa pernah akan jatuh kembali ke dosa terdahulunya, JIKA TUHAN ALLAH SENDIRI YANG AMBIL ALIH DAN BEKERJA DALAM HIDUP ORANG TERSEBUT

Wednesday, February 15, 2012

start think



start think 

Aneh memang.. dunia ini dengan seluruh isinya adalah aneh. Termasuk orang yang nulis ini juga aneh.

Siang ini pas lagi nonton berita tentang pilitikus yang diadili karena dugaan kasus korupsi, koko langsung berkomentar kurang sedap di dengar, isinya yah tuduhan kalo tuh politikus bener-bener ga tau malu, uda salah ga mau ngaku juga.. makin sering tampang beliau masuk di tv, makin seringlah emosi yang entah datang dari mana itu muncul kembali di hati my bro.
Aku ga terima tuduhan dia terhadap politikus itu meskipun I cuma sekedar tau orangnya. 

Me: “ngapain sih pake emosi segala? Ikut-ikutan nuduh kalo dia salah?”
Bro: “ya iya lah dia uda salah tapi ga mau ngaku. Ga tau malu kan tuh! Uda eneg ngeliat muka dia”
Me: “koko tau darimana kalo dia salah? Koko kan ga hidup bareng dia, ga pernah ada disisi dia.. kita aja yang uda hidup barengan sama temen deket atau keluarga, ga pernah selalu tau pikiran mereka yang sebenernya.. apalagi dia yang ga pernah kita liat langsung kehidupan sehari-harinya!”
Bro: “ya koko tau lah, kamu nya aja yang ga tau apa-apa”
Me: “ wah tipe orang kaya koko ini tipe orang yang mudah diajak ikutan demo, jadi teroris. Soalnya gampang percaya gitu aja sama perkataan media. Media kan ga selalu kasih kabar bener”
Bro: “duh Nes, kamu ga tau apa-apa.. koko tau juga bukan denger dari media aja (wohoy my bro sotoy nya lewat batas amat dah)”
Me: “ya udalah mending juga ga tau apa-apa daripada tau apa-apa tapi ga bisa berbuat apa-apa”
Bro: “mending juga jadi orang yang tau daripada ga tau”
That’s all our conversation. 

Ga jarang emang orang bodoh dengan orang coba berpikiran positif hampir ga keliatan bedanya.
I masih berpikir sampe sekarang. Orang kaya my bro itu banyak banget pastinya, dan orang seperti ane itu lebih jarang. Masalahnya, kalo semua orang bener-bener percaya cuma dari media dan ga buktiin langsung, itu sama aja boong kan..! media akhir-akhir ini uda dikasih kebebasan publisitas juga masih sering bahasa penayangannya konfrontasi orang seh. 
Pantes aja ini dunia ga pernah berenti dari peperangan. Dengan hujatan gila yang sebenernya perlu dipertanyakan apakah itu layak diutarakan?
Sok tau banget!! Itulah manusia (termasuk I juga sih)

Para demonstran yang berlaku anarkis makin banyak komplotannya, bahkan yang mengatas namakan agama juga ada! bilang presiden ga becus ngurusin negara, jajaran DPR dituduh pasti korupsi semua, dsb dsb.. 

Helooo!! Apakah mereka merasa lebih hebat dari presiden? Knapa ga calonin diri sendiri aj? Ga mampu kan tuh tandanya?! Cuit cuit uda kaya burung tapi ga bisa nyayi.
DPR korup semua? Tau darimana? Apakah mereka yang kasih suap secara langsung ke tuh DPR hingga yakin kalo jajaran bergengsi itu pasti korup semua?

Wah gila deh kalo dipikir kaya gini terus.  (kurang kerjaan yah nulis kaya gini? Biarlah, I lagi bete)

Menurut I, otak tuh bukan cuma dibagi jadi 2 bagian. Tapi 3!
Otak negative, otak positif, dan otak penetral (dari negative translate ke positif)!

-with positive thinking we can reduce some of the annoying things-



Sunday, February 5, 2012

my mom is my inspiration 6 (You are who you are)



You are who you are
Sebagai orang tua yang baik dan benar, papa n mama secara rutin mengevaluasi pandangan anak”nya terhadap perlakuan mereka ke kami. Setiap ada kasus baru muncul ke permukaan, yang membuat hati para orang tua merasa sedikit “panas”, maka akan segera dicari penyebab nya sampai ke akar..

sayang nya kami para anak hampir selalu berlaku seperti  tersangka korupsi yang enggan dihukum, lalu memberikan alasan sesedikit mungkin, se-netral mungkin, dan berusaha mencari tikus hitam lain. (namanya koruptor, maskotnya kan tikus bukan kambing.. hha). alhasil, terkadang kebenaran yang 100% itu belum terkuak semua..

Me: “mom, kalo mom perhatiin nih ya.. kaya berita di tv kan banyak tuh yang sekarang lagi gencar” nya beritain tentang hubungan anak sama orang tua nya pada ga bae.. menurut pandangan mama sebagai ortu itu gimana?”
Mom: “ iya, anak-anak jaman sekarang uda banyak yang ga hormatin orang tuanya.. kamu jangan sampe ikut” an kaya gitu, pada merasa hebat sendiri, ga inget pengorbanan ortu nya selama ini buat dia. Lingkungan pengaruh nya kuat banget.. apalagi yang namanya temen.”
Me: “ tapi kalo kaya gitu, peran  bersalahnya ortu dalam ngajar anaknya secara bener juga ada dong..”
Mom: “iya.. Cuma ga semuanya, kalo anaknya uda diajar bener tapi punya kepribadian bebal juga kan susah..”
Me: “ mau tau ga knapa anak jaman sekarang banyak yang jauh, banyak yang berantem sama ortunya n lebih milih temen?”
Mom: “knapa  emang menurut kamu?”
Me: “ karena orang tua jaman sekarang banyak yang masih menganut sistem sebagai.. um.. kalo perumpamaan menurut ilmu marketing management yang Nes pelajari di kampus (cihuy!), istilah nya itu masih management yang lama.. strata nya kan:
top management – line management/ office – customer.. sekarang kan malah kebalikannya!
Tapi untuk keluarga emang beda dong.. ga mgkn lah anak dalam hal marketing nya sebagai cutomer berada di atas top management.. difference case! (masih tau batasan lah.. haha)
Cuma yang mau Nes ambil poin utama nya adalah: top management sekarang ini kalo mau berhasil harus  menberlakukan sistem customer relationsip yang kuat.. jadi, dalam hal keluarga ini, anak itu mendambakan sosok orang tua sebagai teman, partner! Bukan sebagai top management kuno yang memberikan garis” batasan yang mutlak, atau dalam moto osis jadul itu osis selalu benar dan ga mau di kritik. Itu dia..” 

Hei para anak, bagaimana menurut anda? Hahaha

Mom: “oh jadi kamu mau orang tua sebagai teman.. mama sama papa selama ini emang uda berusaha menjadi sosok temen kalian loh anak” nya..*speak with smile

“ Cuma disini Nes, kamu harus tau juga.. emang orang tua itu harus jadi temen anak, tapi ga berarti perlakuan kamu ke orang tua pure kayak ke temen sendiri, becandanya mungkin lebih aneh” kan kalo sama temen sendiri.. pake kata” nya juga beda dong.. nah kamu harus terima kalo status kamu itu anak, selamanya ya anak.. berlakulah sebagai anak.. hormatin orang tua. Satu lagi yang mau mama benerin: bukan kritik yang dilakuin anak ke orang tua, tapi masukan.. kritik sama masukan itu beda.”

-know yourself first, then you will be able to move forward-

my mom is my inspiration 5 (Judicious of time)


Judicious of time

Hari Minggu itu my mom mau pergi ke Jakarta, seperti biasa sebelum pergi, pasti banyak ina-inu yang dibicarakan.. jangan lupa matiin api kalo uda selesai dipake, air juga begitu, sapu rumah, jemur baju, dan bla.. bla.. bla.. lainnya.. yah itulah my mom.

Tapi kali ini beda, ada kerjaan tambahan yang dibebankan to me. “Cuciin sepatu ade kamu ya Nes”
“what??! Oh no! mom.. mama tau kan, tugas Nes banyak.. nyapu rumah, jemur baju, masak nasi, kasih makan anjing, dan sebagainya… itu si dede ga ada kerjaan dia! Ga ngapa”in..! uda aja dia yang cuci sendiri sepatunya.. itu kan sepatu dia sendiri, tanggung jawab dong!”

Seketika itu juga my mom langsung marah.. widih.. “kamu uda mama suruh, malah nyuruh yang laen lagi! Kamu ga tau apa mama uda mau pergi, lagi buru-buru.. ini kamu ga nurut lagi diminta tolongin nya. teserah kamu deh” (emang sih lagi buru”, bwt makan aja ga sempet). Okay, the conversation was stop.

Setelah demikian, nasib tuh sepatu akhirnya jatuh di tangan ade aku juga. Haha (ntah knapa, I ga merasa brsalah 100%, dan juga ga brpikir kalo I males..)

Lewat beberapa hari kemudian, waktu itu di rumah cuma ada aku n mama. Suasana hati kami sedang baik. Kubukalah diskusi bersama..

Me: “mom.. mama slalu ngajarin anaknya bwt tanggung jwb kan..”
Mom: “iya dong”
Me: “ “Nes harus mendukung dan menerapkan ajaran itu juga pastinya kan”
Mom: “ya, trus ada apa?”
Me: “ nah terus knapa beberapa hari lalu yg masalah sepatu dede yang Nes suruh si dede sendiri cuci, knapa mama malah marah? Mama kaya gitu sperti ibu yang pilih kasih ke anaknya deh.. haha (wew ga sopan bgt yak.. apa boleh buat membahas hal yang sudah berlalu itu kembali, karena masih ga terima dimarahin kaya gitu)”
Mom: -silent-
Me: “itu kan Nes lagi ngajarin dia bwt tanggung jwb sama apa yang dia punya, sesuatu yang dia pake sendiri.. ga salah dong harusnya Nes nyuruh dia gitu.. kalo ga begitu, tandanya Nes sebagai cici memupuk rasa malas ade nya dong..?!”
Mom: “sbnernya mama kesel karena kamu ga tau situasi. Mama lagi buru”, minta kamu yang cuci, ya uda denger aja, jangan protes dulu.. mama ga masalah sebenernya kalo kamu mau suruh si dede yang cuci sendiri sepatunya setelah mama pergi. jadi  mama ga perlu kesel gitu perkataan mama disela.. kamu jadi orang harus bijaksana waktu.
Kalo kamu mau protes, liat situasi. Kan kalo kaya sekarang, kita lagi santai begini kamu kasih masukan nya enak didenger jadinya, jangan pas lagi suasana ga baik, kamu ngomong gitu..”
me : Great! Bijaksana waktu ya.. hmnm.. I got it!

Wednesday, February 1, 2012

my mom is my inspiration 4 (Money as lesson)


Money as Lesson
Pernah ada seorang teman yang sekelas dengan saya mau pinjam uang. Kita ga cukup dekat, hanya sebatas tau, kenal, dan saling sapa, that’s all. waktu itu dia pinjam uang via sms gitu.. “Nes, sorry ganggu, aku bisa pinjam uang Rp 50.000?” isi sms nya. Terima sms itu jujur aku kaget, karena selama ini kita kan bukan temen yang cukup deket, tapi dia berhati besar juga buat pinjem ke ane. So, I balas dengan singkat: “buat apa?” “ada deh, ini untuk hal baik ko.. ntar uang nya aku pulangin sebulan lagi ya.. besok atau lusa kamu kasih pinjem uang nya juga gpp”

Well, I was confused. Ada sih uang segitu di dompet, tapi aku ragu kasihnya, masalahnya aku belum tau dia orang kaya gimana kepribadiannya, apa dia orang yang tanggung jawab atau bukan…. Akhirnya aku sms tanya pendapat mama tentang ini (urusan apapun biasanya aku hobi minta pendapat mama trlebih dahulu). Jawabana nya singkat “emang dia temen bae kamu? Ya uda teserah, kalo emang perlu, kasih aja, kamu yang tau kan..” (kata teserah kadang ga enak didenger ya)

Okay! Stelah pikir” kuputuskan untuk tidak meminjamkannya dengan berbagai pertimbangan yang menurutku cukup masuk akal .

Waktu di rumah, pas lagi senggang, aku membahas masalah pinjam-meminjam uang bareng mama lagi.
Me: “ma, Nes akhirnya ga pinjemin uang ke temen Nes yang tadi siang dibahas itu”
Mom: “oh, knapa?”
Me: “gpp, rasanya ga tenang aja buat minjemin uangnya.. Nes ga kenal deket tau ma sama dia..”
Mom: “iya? Trus ko bisa dia pinjem kamu??”
Me: “umm ga tau.. aneh juga sih ya.. biasa orang kan kalo mau pinjem masalah uang ke temen, itu paling temen deket kan ma.. eh dia bilang balikin nya sebulan lagi, lagi! (anak kota jaman sekarang duit 50.000 bukan jumlah yang besar sekali kan)..
Mom: “iya.. emang kamu kalo mau pinjem uang pilih ke temen deket dulu atau yang engga?”
Me: “Nes sih malu buat pinjem uang ke temen.. ga mau ah.. pinjem kalo bener” lagi mepet bgt..  itu ke temen deket lah! lagian ogah pinjem”, kan ada pap n mom sebagai sumber pengucuran dana yang utama.. hahaha”
Mom: “trus, menurut kamu knapa dia yang kata kamu ga deket, mau pinjem ke kamu? Dia bilang besok atau lusa lagi kasih uangnya gpp? Berarti dia lagi ga dalam situasi mepet dong? Kenapa ga ke ortu nya aja?“
Me: “oh iya ya! Ga kepikiran.. kalo masalah knapa dia pinjem ke Nes, mungkin juga karena dia pikir Nes itu emang orang yang baik ;p “ “mungkin dia ga minta ke ortu nya karena ga mau nge-beban in pikiran ortu nya x ma..?”
Mom: “ngaco kamu.. masa dia lebih milih pinjem ke temen yang baru pas uda gede doang dia kenal, daripada minta uang ke ortu nya yang uda ngabisin berapa triliun buat ngerawat dia dari lahir sampe uda gede.. ga mungkin.. paling kalo menurut mama, dia itu tipe orang yang boros, suka belanja” yang ga perlu, jadi ga berani minta ke ortunya..  buktinya kalo uda tanggal bayar kuliah kan uda pasti dia minta ke ortunya juga!” 

“masalah kamu bilang dia anggap kamu orang yang bae, kenapa kalo gitu dia ga jadiin kamu temen bae dia aja dari sejak pertama ketemu?! Hahaha.. firasat mama sih dia uda sering pinjem ke temen” deket nya, akhirnya cari yang laen..”
Me: “ iya juga ya.. “ (kebijaksanaan my mom itu uda kaya tingkat petapa dah, Mario Teguh uda jadi competitor nya, atau bahkan mom lbh hebat.. harusnya mom jd motivator ya! hihi)

Kenyataan nya terbukti setelah beberapa hari mendatang, temen aku ada yang bilang kalo sang peminjam itu ternyata emang uda cukup sering pinjem uang ke temen” nya yang laen, dan mereka sudah bosan kasih pinjem.. she’s pretty wasteful..  wew

-discuss with the parents there is always enlightening-