Pada saat itu saya terlambat mendaftar untuk mengikuti satu
materi kuliah yang menurut hampir semua dosen dan mahasiswa sayang untuk
dilewatkan. Table manner. Pelajaran mengenai bagaimana beretika di forum resmi,
salah satunya pada jamuan makan oleh partner kerja.
Saya pun menganggap itu sayang untuk dilewatkan, akan tetapi
siapa yang tahu jika dengan melewatkan materi etika tersebut saya malah
mendapat pelajaran berharga lainnya?
Bagaimana saya bisa terlambat mendaftar?
Jelas karena saya kurang memperhatikan jadwal pendaftaran yang dipublikasikan pihak kampus.
Tidak ada teman yang mengingatkan? Atau sekedar memberitahu?
Sekalipun saya pernah meminta mereka untuk sharing informasi pendaftaran dan mengajak saya saat akan mendaftar, unfortunately not.
(terdengar seperti saya kurang pergaulan ya? haha.. mungkin tidak juga.. saya meyakini bahwa memang pasti ada saatnya seseorang diijinkan Tuhan mendapatkan perkara).
Jelas karena saya kurang memperhatikan jadwal pendaftaran yang dipublikasikan pihak kampus.
Tidak ada teman yang mengingatkan? Atau sekedar memberitahu?
Sekalipun saya pernah meminta mereka untuk sharing informasi pendaftaran dan mengajak saya saat akan mendaftar, unfortunately not.
(terdengar seperti saya kurang pergaulan ya? haha.. mungkin tidak juga.. saya meyakini bahwa memang pasti ada saatnya seseorang diijinkan Tuhan mendapatkan perkara).
Flashback kejadian.
Jumat itu, diakhir sesi pertemuan, dosen bertanya pada
mahasiswa sekelas “kalian sudah daftar table manner?” “sudah!” “ok, sampai
ketemu nanti disana”
Ooops.. I miss something!
Teman saya dengan indahnya berkata “aku kira kamu uda tau dan uda daftar, Nes”
Segitu repotnya kah basa-basi menunjukan kepedulian?
Whatsapp dan LINE saya on setiap hari! Jadi semestinya mereka tidak perlu biaya sms lagi kan.. hahaha
Ooops.. I miss something!
Teman saya dengan indahnya berkata “aku kira kamu uda tau dan uda daftar, Nes”
Segitu repotnya kah basa-basi menunjukan kepedulian?
Whatsapp dan LINE saya on setiap hari! Jadi semestinya mereka tidak perlu biaya sms lagi kan.. hahaha
Seusai pelajaran, saya bertanya pada bagian perkuliahan
tentang bagaimana cara saya (yang sudah terlambat daftar selama seminggu dari
batas waktu pendaftaran) untuk dipersilahkan mengikuti kegiatan itu. Jawabannya?
tidak ada cara.
Kemudian saya disarankan bertanya kepada ketua jurusan manajemen (sekalipun katanya tidak mungkin diberi special treatment—pasalnya, peraturan kampus sangat ketat dan disiplin).
Kemudian saya disarankan bertanya kepada ketua jurusan manajemen (sekalipun katanya tidak mungkin diberi special treatment—pasalnya, peraturan kampus sangat ketat dan disiplin).
Actually, hati saya waktu itu sangat kacau seperti lagu balonku
ada 5 yang balon hijaunya meletus. Kenapa? Karena beberapa teman mengatakan
jika saya melewatkan kegiatan itu, saya tidak diperkenankan mengikuti ujian
akhir semester, nilai D setidaknya sudah mengintip di kertas KHS, dan
automatically beasiswa saya dibumi-hanguskan. Geez..
Sebelum saya menghadap kepada ketua jurusan manajemen, saya
berdoa dengan sungguh “Tuhan mohon bantu saya. Engkau yang memulai segala
sesuatu yang baik pada hidup saya, pasti akan meneruskannya sampai akhir. Amin”
Konyol kah saya berdoa seperti itu? Saya yang lalai, Tuhan
yang perlu bertanggung jawab? haha..
Terkadang pikiran degil saya meyakini bahwa saya tidak mungkin lupa kalau Tuhan tidak mengijinkan otak saya untuk lupa. Bukankah ada kalanya pikiran kita tidak bisa dikendalikan sekehendak hati kita?
Terima kasih karena Tuhan tidak murka pada pemikiran saya tersebut.
Terkadang pikiran degil saya meyakini bahwa saya tidak mungkin lupa kalau Tuhan tidak mengijinkan otak saya untuk lupa. Bukankah ada kalanya pikiran kita tidak bisa dikendalikan sekehendak hati kita?
Terima kasih karena Tuhan tidak murka pada pemikiran saya tersebut.
Setelah berdoa, saya memasuki ruangan ketua jurusan dan
mulai membicarakan duduk persoalannya.
“kenapa bisa telat daftar?”
“saya akui itu kesalahan saya pak.. saya jarang memperhatikan pengumuman di kampus”
“kenapa begitu?”
“karena saya biasa langsung ke bawah jalan pulang tanpa mampir liat papan pengumuman.”
“waktu daftar, ga ada temen yang kasih tau kamu?”
“ga ada pak.”
“kenapa bisa telat daftar?”
“saya akui itu kesalahan saya pak.. saya jarang memperhatikan pengumuman di kampus”
“kenapa begitu?”
“karena saya biasa langsung ke bawah jalan pulang tanpa mampir liat papan pengumuman.”
“waktu daftar, ga ada temen yang kasih tau kamu?”
“ga ada pak.”
Singkat cerita, saya tetap tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan itu, namun saya mendapat fakta yang mendamaikan batin.. tidak ikut
table manner tidak akan mengganggu UAS, itu hanya berdampak pada absensi. See?!
Penguatan kembali bahwa Tuhan akan melanjutkan karyaNya melalui saya sampai akhir.
Dengan melewatkan satu momen, saya mendapatkan pelajaran lebih
dari satu.
Pertama, jangan terlalu mengandalkan orang lain.
Kedua, jangan menyalahkan orang lain, karena kita memang diciptakan untuk bertanggung jawab pada diri sendiri
Ketiga, tetap lah beriman
Keempat, masalah tetaplah masalah jika kita hanya memikirkan dan membicarakannya terus tanpa mengambil tindakan (bayangkan apabila saya tidak memberanikan diri menghadap langsung ketua jurusan, mungkin berhari-hari saya bisa stress memikirkan hal terburuk yang akan terjadi pada KHS saya)
Kelima, jangan mengatakan diri bijaksana apabila kita hanya mendengar cerita dari satu pihak (ketua jurusan sempat mengatakan rasa senangnya karena saya bertanya langsung pada beliau, karena selama ini seringkali mahasiswa mendengarkan dan “termakan” dengan rumor yang disebarkan oleh beberapa orang yang gagal pada mata kuliah EPD, yang menyatakan bahwa ketidaklulusan dikarenakan tidak mengikuti table manner).
Pertama, jangan terlalu mengandalkan orang lain.
Kedua, jangan menyalahkan orang lain, karena kita memang diciptakan untuk bertanggung jawab pada diri sendiri
Ketiga, tetap lah beriman
Keempat, masalah tetaplah masalah jika kita hanya memikirkan dan membicarakannya terus tanpa mengambil tindakan (bayangkan apabila saya tidak memberanikan diri menghadap langsung ketua jurusan, mungkin berhari-hari saya bisa stress memikirkan hal terburuk yang akan terjadi pada KHS saya)
Kelima, jangan mengatakan diri bijaksana apabila kita hanya mendengar cerita dari satu pihak (ketua jurusan sempat mengatakan rasa senangnya karena saya bertanya langsung pada beliau, karena selama ini seringkali mahasiswa mendengarkan dan “termakan” dengan rumor yang disebarkan oleh beberapa orang yang gagal pada mata kuliah EPD, yang menyatakan bahwa ketidaklulusan dikarenakan tidak mengikuti table manner).
- lessons is like an air, it flows fill the earth, in every single pathway -